Sabtu, 17 April 2010

Gelora Bung Karno (pernah) Menjadi Terhebat di Dunia



Mayoritas rakyat Indonesia tentu mengetahui Stadion utama Senayan atau yang sekarang bernama Gelora Bung Karno (GBK). Sebuah tempat yang sering digunakan untuk berbagai acara seperti konser musik, peringatan hari besar nasional dan juga tempat berkampanye. Stadion terbesar di Indonesia (bahkan se-Asia)ini memiliki sejarah yang panjang. Berawal dari pembangunannya yang syarat dengan kepentingan politis pada era Demokrasi Terpimpin.

Kita sering melihat bahwa atap GBK tertutup secara keseluruhan membentuk seperti oval. Pada tahun 1960-an, Stadion yang memiliki atap seperti itu tidak ada duanya di dunia. Hebatnya ketika itu, kita sebagai sebuah negara yang belum lama merdeka dan di tengah kondisi politik serta ekonomi yang tidak stabil.

Tahukah sahabat, bahwa dalam pembuatan stadion utama, Soekarno berperan sangat besar. Beliau memberikan gagasan untuk merealisasikan konsep konstruksi atap yang disebutnya “temu gelang”. Konsep tersebut tidak terlepas dari pemikiran politiknya yang ingin menunjukan kehebatan bangsa Indonesia. Menurut Soekarno, Stadion Senayan dapat mengobarkan rasa kebanggaan di dada seluruh rakyat Indoneia, karena rasa kebanggaan nasional merupakan syarat mutlak dalam pembinaan suatu bangsa baru yang kuat dan jaya.

Berikut ini kutipan pidato Soekarno:

Saya memerintahkan kepada arsitek-arsitek Uni Soviet, bikinkan atap temu gelang daripada mainstadium yang tidak ada di lain tempat di seluruh dunia. Bikin seperti itu. Meskipun mereka tetap berkata, yah tidak mungkin Pak. Tidak biasa, tidak lazim, tidak galib, kok ada stadion atapnya temu gelang, di mana-mana atapnya ya sebagian saja. Tidak, saya katakan sekali lagi, tidak. Atap stadion kita harus temu gelang.Tidak lain dan tidak bukan oleh karena saya ingin Indonesia kita ini bisa tampil secara luar biasa. Kecuali praktis juga ada gunanya, supaya penonton terhindar dari teriknya matahari. Sehingga ikut mengangkat nama Indonesia. Dan sekarang ini terbukti benar saudara-saudara, di mana-mana model atap stadion temu gelang dikagumi oleh seluruh dunia. Bahwa Indonesia mempunyai satu-satunya main stadium yang atapnya temu gelang. Sehingga benar-benar memukau kepada siapa saja yang melihatnya.”

Akhirnya setelah kurang lebih 4 tahun pekerjaan (1958-1962) Stadion yang sangat membanggakan ini dapat diselesaikan pembangunannya. Bahkan surat kabar asing memberikan berita yang positif, contohnya, Wartawan harian Philipina Herald, Lachita dalam tulisannya yang berjudul ‘Penilaian para Ahli: Kompleks Asian Games di Jakarta Salah Satu yang Terbaik di Dunia’, mengatakan bahwa Stadion utama Senayan dinilai lebih baik daripada stadion di Melbourne, Tokyo, Roma, Berlin dan Wembley. Khusus landasan sintel (sintelban) memiliki garis batas yang lebih lebar dari kebanyakan sintelban di Asia. Permukaan sintelban yang beraspal pasir dan tanah liat diniliai sangat sempurna. “Pers Pilipina tentang projek AG: Terbaik & Teristimewa diseluruh dunia”

Dari penjelasan di atas, sudah seharusnya kita bangga akan karya monumental dan sangat bersejarah tersebut. Maka sungguh ironis, ketika ada berita GBK akan digadai oleh pemerintah kepada pihak asing. Bagaimana olahraga kita mau maju, jika stadion kebanggan kita saja dianggap tidak penting. hufft...

Sumber:
“Doa Restu PJM Presiden Sukarno kepada para Anggota Training Centre Asian Games IV, Halaman Tengah Istana Negara dan Istana Merdeka, Jakarta, 22 Agustus 1962”, ANRI, Pidato Kepresidenan, No. 414.

Majalah Aneka, 28 Juli 1962.

Suara Merdeka, 23 Juli 1962

Yuke Ardhita, “Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior dan Kria Sumbangan Soekarno di Indonesia 1926-1965, Sebuah Kajian Metalite Arsitek Seorang Negarawan” (Disertasi pada Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004)

1 komentar:

sem mengatakan...

sedih liat pemerintah skrg ga ky jaman soekarno...dulu seluruh dunia menghargai Indonesia